Mayoritas Harga Pangan Turun di Jakarta, Minyak Goreng Malah Naik

Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:45:18 WIB
Mayoritas Harga Pangan Turun di Jakarta, Minyak Goreng Malah Naik

JAKARTA - Pergerakan harga bahan pokok di ibu kota kembali mengalami dinamika. Berdasarkan data resmi dari Info Pangan Jakarta pada Selasa 7 Oktober 2025, sebagian besar komoditas pangan tercatat turun harga, mulai dari beras hingga cabai. 

Namun, ada pengecualian pada minyak goreng yang justru menunjukkan tren kenaikan, meskipun tipis.

Fenomena ini menjadi perhatian penting karena harga pangan sangat erat kaitannya dengan daya beli masyarakat. Ketika mayoritas harga menurun, seharusnya memberikan ruang lega bagi konsumen. 

Namun, kenaikan harga minyak goreng tetap menimbulkan pertanyaan, mengingat komoditas ini termasuk kebutuhan pokok harian di hampir semua rumah tangga.

Harga Beras Alami Penurunan

Beras sebagai bahan pokok utama masyarakat Indonesia mengalami penurunan harga. Untuk kategori beras premium, harga turun dari Rp15.000 menjadi Rp14.800 per kilogram. Sementara itu, beras medium ikut melemah dari Rp14.000 menjadi Rp13.800 per kilogram.

Penurunan harga beras ini terbilang positif bagi konsumen, terutama di tengah tekanan biaya hidup. Turunnya harga beras juga memberi indikasi adanya pasokan yang relatif stabil, sehingga mampu menekan harga di pasaran.

Cabai Turun, Legakan Konsumen

Selain beras, komoditas cabai juga mencatatkan penurunan harga. Cabai merah keriting turun dari Rp42.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Sementara itu, cabai rawit merah yang sebelumnya dijual Rp50.000 per kilogram, kini menjadi Rp48.000.

Harga cabai memang terkenal fluktuatif, sehingga penurunan ini menjadi kabar baik bagi pedagang maupun masyarakat. Pasalnya, cabai termasuk komoditas penyumbang inflasi, sehingga stabilitas harganya dapat membantu menekan biaya konsumsi rumah tangga.

Gula Pasir dan Daging Ikut Terkoreksi

Tak hanya beras dan cabai, komoditas gula pasir juga mengalami koreksi harga. Dari sebelumnya Rp18.000 per kilogram, kini menjadi Rp17.500.

Penurunan harga gula memberikan dampak langsung pada sektor rumah tangga maupun pelaku usaha kecil seperti pedagang minuman dan makanan olahan.

Sementara itu, daging sapi has juga turun tipis sebesar Rp2.000 per kilogram. Harga yang sebelumnya Rp142.000 kini menjadi Rp140.000. 

Walau turunnya tidak signifikan, tetap saja hal ini memberi sinyal positif bagi konsumen, mengingat daging sapi sering dianggap sebagai barang mewah dalam kebutuhan pangan sehari-hari.

Minyak Goreng Justru Mengalami Kenaikan

Berbeda dengan mayoritas komoditas yang turun, minyak goreng justru mengalami peningkatan harga. Minyak goreng kemasan sederhana naik dari Rp17.000 menjadi Rp17.500 per liter. Sedangkan minyak goreng curah bergerak naik dari Rp15.000 menjadi Rp15.200 per liter.

Kenaikan harga minyak goreng, meski hanya ratusan rupiah, tetap menimbulkan sorotan. Pasalnya, minyak goreng merupakan bahan utama dalam banyak olahan makanan, baik untuk rumah tangga maupun pelaku usaha kecil seperti warung makan dan pedagang gorengan. 

Lonjakan harga, sekecil apa pun, bisa berdampak signifikan pada biaya produksi mereka.

Komoditas Stabil di Pasar Tradisional

Meski ada pergerakan harga di beberapa komoditas, sejumlah bahan pokok tercatat masih stabil. Telur ayam ras misalnya, bertahan di angka Rp27.000 per kilogram. Begitu pula dengan ayam potong yang dijual di kisaran Rp38.000 per ekor.

Stabilitas pada dua komoditas ini setidaknya memberi kepastian bagi konsumen, mengingat telur dan ayam menjadi sumber protein utama dengan konsumsi cukup tinggi di masyarakat.

Sumber Data dari Info Pangan Jakarta

Semua harga yang tercatat berasal dari data Info Pangan Jakarta, yang merupakan hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional di ibu kota. 

Sistem ini memungkinkan pemerintah daerah, khususnya Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, untuk mengawasi perkembangan harga pangan secara rutin.

Pemprov DKI melalui Dinas KPKP juga menegaskan akan terus melakukan pemantauan guna menjaga kestabilan harga. Langkah ini penting agar pasokan tetap terjaga dan daya beli masyarakat tidak semakin terbebani.

Fluktuasi Harga dan Daya Beli

Fluktuasi harga pangan seperti yang terjadi hari ini mencerminkan kondisi pasokan serta dinamika permintaan masyarakat. Turunnya harga beras, cabai, gula, dan daging diharapkan bisa menekan beban pengeluaran rumah tangga. 

Namun, kenaikan harga minyak goreng menjadi catatan tersendiri, terutama karena komoditas ini memiliki dampak berantai pada harga makanan siap saji.

Jika tren kenaikan minyak goreng terus berlanjut, bukan tidak mungkin harga makanan di warung hingga restoran ikut terdorong naik. Hal ini bisa mengurangi efek positif dari turunnya harga komoditas lain.

Penutup

Secara keseluruhan, perkembangan harga pangan di Jakarta pada Selasa 7 Oktober 2025 menunjukkan tren positif dengan penurunan di mayoritas komoditas penting. Meski demikian, kenaikan minyak goreng tetap menjadi anomali yang patut dicermati.

Kebijakan pengawasan distribusi dan ketersediaan stok menjadi kunci agar harga pangan lebih stabil ke depan. Dengan begitu, masyarakat bisa benar-benar merasakan manfaat dari turunnya harga sejumlah kebutuhan pokok tanpa terganggu oleh lonjakan komoditas tertentu.

Terkini