JAKARTA - Prospek ekonomi Indonesia terus menunjukkan arah positif memasuki 2025.
Kekuatan konsumsi domestik dan kebijakan pemerintah yang akomodatif menjadi pondasi penting dalam menjaga momentum pertumbuhan. Bank Dunia bahkan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,7% menjadi 4,8% untuk tahun depan, sementara proyeksi tahun 2026 tetap di kisaran 4,8%.
Kenaikan ini dinilai sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang fokus menjaga stabilitas fiskal serta memperkuat stimulus untuk sektor-sektor produktif. Dengan langkah strategis tersebut, ekonomi Indonesia diperkirakan mampu mempertahankan daya tahan terhadap gejolak global yang masih berlangsung.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyampaikan keyakinannya bahwa tren pemulihan ekonomi akan semakin solid di kuartal mendatang. Menurutnya, efek kombinasi antara kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif akan memberikan dorongan nyata bagi sektor riil.
Dorongan dari Likuiditas dan Kebijakan Moneter Akomodatif
Dalam laporan riset Office of Chief Economist Bank Mandiri, Andry menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat beberapa kuartal ke depan.
“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat dalam beberapa kuartal ke depan, ditopang oleh efek gabungan dari kebijakan ekspansif pemerintah dan pelonggaran moneter,” ujarnya.
Salah satu faktor pendukung utama adalah penempatan dana sebesar Rp200 triliun oleh Kementerian Keuangan ke sistem perbankan nasional. Langkah ini, bersamaan dengan kebijakan pemangkasan suku bunga BI sebanyak lima kali berturut-turut, diharapkan memperkuat likuiditas dan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor produktif.
Andry menilai, kondisi tersebut akan berdampak langsung pada peningkatan belanja rumah tangga serta aktivitas investasi. “Kondisi ini akan memberikan dorongan pada belanja rumah tangga dan aktivitas investasi, terutama pada kuartal IV-2025,” jelasnya
Dengan demikian, konsumsi domestik diperkirakan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan.
Prospek Ekonomi Solid, Didukung Permintaan Domestik dan Program Pemerintah
Tim Ekonom Bank Mandiri mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,0% pada 2025 dan 5,2% pada 2026. Proyeksi tersebut didasari oleh berlanjutnya transmisi kebijakan akomodatif serta pulihnya permintaan domestik secara berkelanjutan.
Dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia menilai prospek ekonomi Indonesia tetap solid. Pemerintah dinilai berhasil menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan fiskal yang tepat sasaran di sektor pangan, transportasi, dan energi. Selain itu, program bantuan sosial yang berkelanjutan turut memperkuat fondasi konsumsi rumah tangga.
“Langkah pemerintah mendorong permintaan domestik lewat berbagai kebijakan fiskal terarah terbukti efektif menjaga stabilitas ekonomi,” tulis laporan tersebut. Hal ini menegaskan pentingnya kesinambungan kebijakan fiskal dalam menghadapi ketidakpastian global.
Investasi Jadi Motor Pertumbuhan di Tengah Tantangan Ekspor
Bank Dunia juga mencatat bahwa investasi masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dorongan besar datang dari proyek-proyek pemerintah melalui program Danantara serta kebijakan pelonggaran moneter yang memperluas ekspansi kredit swasta.
Selain itu, peningkatan arus masuk investasi asing langsung (FDI) turut memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi strategis di kawasan Asia Tenggara.
Program hilirisasi, deregulasi, dan reformasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terus memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Faktor-faktor tersebut diyakini akan meningkatkan kepercayaan investor sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri dan manufaktur.
Meski demikian, Bank Dunia mengingatkan bahwa tantangan masih ada, terutama dari sisi ekspor neto yang melemah akibat turunnya harga komoditas global dan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Namun, peningkatan permintaan domestik diperkirakan mampu menutupi pelemahan di sektor ekspor. Dengan demikian, arah ekonomi Indonesia diprediksi tetap positif dengan potensi pertumbuhan di kisaran 5% pada tahun mendatang.