Saham

Prospek Saham Grup Astra Menanjak Jelang Dividen Interim

Prospek Saham Grup Astra Menanjak Jelang Dividen Interim
Prospek Saham Grup Astra Menanjak Jelang Dividen Interim

JAKARTA - Menjelang Oktober 2025, saham-saham di bawah naungan Grup Astra kembali menjadi perhatian utama pelaku pasar modal. Sejumlah emiten dari raksasa konglomerasi tersebut, mulai dari PT Astra International Tbk. (ASII) hingga PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), tengah bersiap menebar dividen interim bagi para pemegang sahamnya. 

Momentum ini bukan hanya menandai apresiasi atas kinerja semester I/2025, tetapi juga menguji prospek pergerakan saham Grup Astra ke depan.Sejak awal tahun, beberapa saham di grup ini menunjukkan tren positif. 

Harga ASII misalnya, mencatat kenaikan 12,25% year to date (YtD) dan ditutup di level Rp5.725 per lembar pada perdagangan Rabu 8 Oktober 2025. 

AUTO menguat 4,78% ke Rp2.410 per lembar, sementara AALI melonjak 18,95% ke Rp7.375 per lembar. Di sisi lain, ASGR mencetak kinerja impresif dengan kenaikan 34,10% ke Rp1.160 per lembar. 

Namun, berbeda dengan rekan-rekannya, saham United Tractors (UNTR) justru terkoreksi 5,98% YtD ke Rp25.175 per lembar.

Deretan Emiten Grup Astra Tebar Dividen

Di balik dinamika harga saham tersebut, Grup Astra tetap konsisten memberi imbal hasil kepada investornya. ASII menjadi penyumbang dividen interim terbesar, mencapai Rp3,98 triliun atau Rp98 per saham.

Disusul UNTR yang akan membagikan Rp2,05 triliun atau Rp567 per saham. Sementara itu, AUTO memutuskan dividen interim sebesar Rp284,36 miliar atau Rp59 per saham, dan AALI membagikan Rp236,73 miliar atau Rp123 per saham.

Tak ketinggalan, Astra Graphia (ASGR) juga ikut ambil bagian dengan dividen interim Rp30 per lembar atau total Rp40,46 miliar, mengacu keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada 3 Oktober 2025.

Jika ditotal, sepanjang Oktober 2025 Grup Astra akan menggelontorkan Rp6,58 triliun untuk dividen interim. Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa fundamental emiten di bawah bendera Astra tetap solid meski menghadapi tantangan global.

Pandangan Analis: UNTR hingga ASII

Di tengah pembagian dividen tersebut, pandangan analis terhadap saham Grup Astra bervariasi. JP Morgan menilai UNTR masih menghadapi ketidakpastian. “Kami menyukai diversifikasi bisnis pertambangan perusahaan yang mencakup batu bara, emas, dan ekspansi baru-baru ini ke nikel.

Namun, kami melihat meningkatnya ketidakpastian pada visibilitas pendapatan dan ketahanan arus kas UNTR, terutama mengingat pelemahan harga batu bara yang berkelanjutan dan kenaikan biaya di tambang emas Martabe,” tulis Tim Riset JP Morgan.

Sementara itu, JP Morgan memberikan pandangan positif untuk ASII, khususnya setelah perseroan mengumumkan tinjauan strategis untuk 2026. 

“Kami melihat Astra meningkatkan praktik alokasi modalnya yang pada akhirnya akan menghasilkan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi,” jelasnya. Bank investasi global tersebut bahkan memproyeksikan rasio pembayaran dividen ASII dapat meningkat menjadi 65% pada tahun buku 2025, dibandingkan 48% pada tahun 2024.

Proyeksi Sekuritas Domestik: Dari AALI hingga AUTO

Dari analis lokal, Ina Sekuritas menyoroti prospek ASII yang dinilai moderat. Analis Arief Machrus menyebut, meski ASII masih berpeluang naik, ada hambatan dari lemahnya permintaan batu bara dan pemulihan otomotif yang lambat. 

“Mencerminkan prospek yang lebih terukur seiring ASII beralih dari periode pemulihan yang tangguh menuju perlambatan siklus,” tulisnya. Ina Sekuritas pun menurunkan rekomendasi ASII dari buy menjadi add.

Untuk AALI, Ina Sekuritas memberi rating netral. Menurut Arief, fundamental AALI masih ditopang harga CPO yang kuat. Namun, isu replanting yang lambat menjadi risiko jangka panjang karena pohon yang menua akan menekan produktivitas.

Sementara pada AUTO, Maybank Sekuritas Indonesia menilai sentimen positif mulai muncul dari pemulihan produksi OEM domestik, percepatan lokalisasi suku cadang kendaraan listrik, hingga peluang ekspor di segmen bernilai tambah tinggi.

 Meski demikian, AUTO tetap menghadapi tantangan berupa lemahnya permintaan pasar pengganti, potensi lonjakan harga bahan baku, serta keterlambatan diversifikasi di luar otomotif.

Konsensus Pasar: ASII Paling Diunggulkan

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menempatkan ASII sebagai saham paling banyak direkomendasikan. Dari 34 analis, 26 sekuritas memberikan rekomendasi beli, sementara delapan menyarankan hold. Target harga ASII dipatok di Rp5.943 per lembar dalam 12 bulan mendatang.

Untuk UNTR, 21 sekuritas menyarankan beli, sementara 11 lainnya hold, dengan target harga Rp28.591 per lembar. AALI mendapat empat rekomendasi beli dan delapan hold dengan target Rp7.750 per lembar. Sedangkan AUTO memperoleh 12 rekomendasi beli dengan target harga Rp2.766 per lembar.

Momentum Dividen dan Prospek Ke Depan

Bagi investor, musim dividen interim Grup Astra tidak hanya memberikan imbal hasil jangka pendek, tetapi juga menjadi indikator kesehatan fundamental masing-masing emiten. 

Meski tantangan eksternal seperti pelemahan harga komoditas dan konsumsi domestik masih membayangi, konsistensi Astra dalam membagikan dividen menjadi bukti daya tahan bisnis konglomerasi ini.

Ke depan, arah pergerakan saham Grup Astra kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh prospek sektor utama, mulai dari otomotif, agribisnis, hingga pertambangan. 

Dengan basis investor institusi yang kuat serta sentimen positif dari analis, saham-saham Grup Astra masih berpotensi menjadi primadona di portofolio jangka menengah.

Kesimpulan

Tebaran dividen interim senilai Rp6,58 triliun dari Grup Astra pada Oktober 2025 menjadi sorotan pasar modal. 

Walau prospek tiap emiten berbeda—UNTR menghadapi tekanan harga komoditas, ASII didukung proyeksi dividen lebih besar, AALI terbatas isu replanting, dan AUTO dengan sentimen positif di otomotif—secara keseluruhan Grup Astra menunjukkan ketahanan bisnis yang kuat.

Bagi investor, momentum ini dapat menjadi kesempatan mengevaluasi kembali strategi portofolio. Saham Grup Astra, dengan segala dinamika dan tantangannya, tetap menyimpan daya tarik baik dari sisi dividen maupun potensi pertumbuhan jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index