JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan PT Timas Suplindo.
Untuk proyek Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) pembangunan pipa gas West Natuna Transportation System (WNTS) menuju Pulau Pemping, Batam.
Langkah strategis ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat keandalan pasokan gas bumi untuk sistem kelistrikan nasional, khususnya di kawasan Batam dan sekitarnya. Proyek ini juga berperan penting dalam mendukung transisi energi bersih berbasis gas bumi serta memperkuat ketahanan energi nasional di masa depan.
Komitmen PLN EPI untuk Ketahanan Energi
Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Erma Melina Sarahwati, menjelaskan bahwa pembangunan pipa gas WNTS Pemping merupakan bagian dari langkah perusahaan memperluas infrastruktur gas bumi nasional. Ia menegaskan bahwa proyek ini akan menjadi penghubung vital antara sumber gas di Natuna dan pasar domestik yang terus berkembang.
“Pipa gas ini akan menjadi jembatan penting yang menghubungkan sumber gas dari Natuna ke pasar domestik. Ini proyek strategis yang akan menopang ketahanan energi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.
Erma menambahkan bahwa proyek tersebut mencakup aspek teknik, pengadaan, konstruksi, dan instalasi di area laut (offshore) serta darat (onshore). Kompleksitasnya yang tinggi menuntut koordinasi dan perencanaan yang matang agar semua tahap dapat terlaksana dengan aman dan efisien.
Tantangan dan Proses Pengerjaan
Dalam pelaksanaannya, proyek pipa gas WNTS–Pemping memiliki tingkat kesulitan tinggi karena melibatkan lintasan laut dan darat dengan kondisi geografis yang beragam.
Menurut Erma, integrasi dengan infrastruktur migas yang sudah ada juga menambah tantangan tersendiri, sehingga pelaksanaan harus dilakukan dengan cermat dan disiplin tinggi.
“Proyek ini melibatkan risiko tinggi karena lintas laut dan darat. Kami berharap seluruh proses berjalan aman, lancar, sesuai spesifikasi, dan selesai tepat waktu,” kata Erma.
PLN EPI menilai kerja sama dengan Timas Suplindo akan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan rantai pasok gas nasional yang andal. Dukungan mitra profesional diperlukan agar proyek dapat berjalan sesuai target serta memberi manfaat langsung bagi penyediaan energi bersih di wilayah Batam dan sekitarnya.
Dukungan dan Komitmen Timas Suplindo
Direktur Utama PT Timas Suplindo, Sulianto Entong, mengapresiasi kepercayaan PLN EPI untuk melibatkan perusahaannya dalam proyek nasional yang bernilai strategis tersebut.
Ia menegaskan bahwa Timas Suplindo siap menjalankan seluruh tahapan proyek dengan profesionalisme tinggi dan berpedoman pada standar keselamatan kerja yang ketat.
“Kami berkomitmen menjalankan proyek ini dengan standar keselamatan tertinggi. Seluruh tahapan, mulai dari rekayasa teknik hingga instalasi, akan dilakukan oleh tenaga ahli berpengalaman dan didukung peralatan serta armada instalasi milik sendiri,” ujar Sulianto.
Selain itu, efisiensi waktu menjadi prioritas utama agar proyek ini dapat rampung sesuai jadwal dan mendukung percepatan distribusi gas nasional. Timas Suplindo juga berkomitmen menghadirkan solusi teknis yang inovatif untuk menjamin ketepatan dan keandalan instalasi pipa gas dari laut hingga darat.
Sinergi Nasional Menuju Transisi Energi
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Infrastruktur Migas, Anggawira, menilai penandatanganan LoI antara PLN EPI dan Timas Suplindo ini menjadi bukti nyata sinergi antara BUMN dan pelaku usaha nasional dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
Menurutnya, proyek ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kerja sama strategis lintas sektor untuk mewujudkan kemandirian energi Indonesia.
“Kami mengawal langsung proyek ini agar berjalan profesional, transparan, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, terutama di Batam,” ujarnya.
Kolaborasi antara PLN EPI dan Timas Suplindo diharapkan tidak hanya meningkatkan ketersediaan gas bumi bagi sistem kelistrikan nasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Infrastruktur gas yang kuat akan menjadi fondasi penting dalam percepatan transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi Asia Tenggara.