JAKARTA - Harga emas global menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa, menembus level di atas USD 3.900 per ons pada penutupan perdagangan.
Kenaikan luar biasa ini dipicu oleh meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Selain faktor kebijakan moneter, ketidakpastian politik yang terjadi di Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jepang turut memperkuat sentimen investor terhadap logam mulia sebagai aset aman.
Harga emas spot melonjak 1,8% menjadi USD 3.956,19 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi intraday di USD 3.969,91. Adapun emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 1,7% ke posisi USD 3.976,3 per ons.
Analis Marex, Edward Meir, menjelaskan bahwa beberapa faktor global telah mendorong reli harga emas dalam beberapa waktu terakhir. “Perkembangan politik di Prancis, kenaikan imbal hasil obligasi Jepang karena kekhawatiran inflasi, dan penutupan pemerintahan AS yang berlanjut turut memperkuat sentimen terhadap emas,” ujarnya.
Krisis politik di Prancis semakin dalam setelah Perdana Menteri baru, Sebastien Lecornu, beserta kabinetnya, mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah dilantik. Sementara di AS, penutupan pemerintahan telah memasuki hari keenam dengan peringatan dari Gedung Putih mengenai potensi terjadinya PHK massal bagi pegawai federal.
Reli Emas Belum Berakhir
Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak sekitar 50%. Peningkatan tajam ini didorong oleh kombinasi faktor seperti ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, meningkatnya permintaan aset safe haven, serta pelemahan dolar AS.
Emas spot sempat menembus level USD 3.000 per ons pada Maret, lalu terus menguat hingga mencapai USD 3.800 di akhir September. Meir menilai tren positif ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
“Fakta bahwa harga sudah mendekati USD 4.000 menunjukkan beberapa dana besar mungkin mencoba mendorongnya menembus level psikologis tersebut,” katanya.
Dalam situasi suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yield asset) menjadi instrumen investasi yang menarik. Kondisi ini kerap dimanfaatkan investor untuk melindungi nilai aset di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pasar kini semakin yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini. Langkah serupa juga diperkirakan akan kembali dilakukan pada Desember mendatang.
UBS dalam laporannya menyebutkan, “Kami melihat momentum yang kuat dan alasan fundamental yang jelas bagi reli emas, dan kini memperkirakan harga dapat mencapai USD 4.200 per ons pada akhir tahun ini.”
Ekspektasi pemangkasan suku bunga tersebut menambah daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai di tengah perlambatan ekonomi dan gejolak politik global.
Logam Mulia Lain Ikut Menguat
Kenaikan harga emas turut mendorong reli pada logam mulia lainnya. Harga perak spot naik 1,4% menjadi USD 48,66 per ons, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun terakhir.
Sementara itu, platinum juga menguat 1,4% ke posisi USD 1.626,75 per ons. Paladium bahkan mencatat lonjakan lebih tinggi, yakni sebesar 4,3% menjadi USD 1.315,17 per ons.
Kombinasi dari spekulasi kebijakan moneter longgar, ketegangan politik global, serta meningkatnya permintaan aset safe haven diperkirakan akan terus menjaga daya tarik emas dan logam mulia lainnya di sisa tahun ini.