Finansial

Kesehatan Finansial Anak Muda Mulai Melemah, Begini Tanda dan Solusinya

Kesehatan Finansial Anak Muda Mulai Melemah, Begini Tanda dan Solusinya
Kesehatan Finansial Anak Muda Mulai Melemah, Begini Tanda dan Solusinya

JAKARTA - Kondisi ekonomi yang terlihat stabil ternyata menyimpan tantangan tersendiri bagi generasi muda Indonesia.

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang tetap tangguh, muncul tanda-tanda bahwa kesehatan finansial pribadi kalangan anak muda mulai melemah. Penurunan kebiasaan menabung, meningkatnya konsumsi gaya hidup, serta melemahnya kontrol terhadap utang menjadi sinyal yang perlu diwaspadai sejak dini.

Penurunan Skor Finansial, Cerminan Gaya Hidup Konsumtif

Berdasarkan hasil survei Financial Fitness Index (FFI) 2025 dari OCBC, skor finansial masyarakat muda turun dari 41,25 menjadi 40,60. Meski perbedaannya tampak kecil, hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola perilaku keuangan yang cukup signifikan.

Banyak anak muda kini lebih fokus pada kebutuhan instan dan hiburan dibanding membangun fondasi keuangan jangka panjang. Kebiasaan self reward yang berlebihan, seperti belanja impulsif dan fomo spending, membuat tabungan cepat habis.

Padahal, tanpa tabungan yang kuat, seseorang lebih rentan terhadap stres finansial ketika menghadapi kondisi darurat atau kehilangan sumber penghasilan. Survei mencatat bahwa tingkat kebiasaan menabung turun dari 92% pada tahun sebelumnya menjadi 89% di tahun 2025.

Melemahnya Dana Darurat dan Pengelolaan Utang

Selain kebiasaan menabung, kemampuan anak muda menyiapkan dana darurat juga mengalami penurunan. Hanya 19% responden yang memiliki dana darurat memadai, turun dari 25% pada tahun sebelumnya.

Dana darurat berfungsi sebagai pelindung dari risiko tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak. Tanpa dana ini, banyak yang akhirnya bergantung pada utang konsumtif, yang justru memperburuk kondisi finansial mereka.

Kemampuan mengelola utang tanpa jaminan pun ikut menurun dari 97,28 menjadi 93,97. Banyak anak muda belum memahami strategi pembayaran utang yang sehat. Akibatnya, utang semakin menumpuk dan menghambat upaya membangun aset.

Tips sederhana yang dapat dilakukan adalah mencatat setiap utang, memprioritaskan pelunasan utang berbunga tinggi lebih dahulu, dan menghindari pinjaman untuk kebutuhan gaya hidup.

Harapan Baru dari Investasi dan Dana Pensiun

Meski begitu, tidak semua indikator menunjukkan tren negatif. Terdapat peningkatan positif pada kepemilikan investasi kompleks seperti reksa dana dan saham, yang naik dari 2% menjadi 4%.

Selain itu, kepemilikan dana pensiun juga meningkat dari 25% menjadi 29%. Hal ini menjadi sinyal bahwa kesadaran finansial generasi muda mulai tumbuh, terutama bagi mereka yang tergolong sandwich generation dan mulai berpikir untuk menyiapkan masa depan yang lebih stabil.

Langkah kecil seperti menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi jangka panjang merupakan langkah positif yang bisa membawa perubahan besar di masa depan. Dengan literasi keuangan yang semakin baik, peluang generasi muda untuk bangkit dari tekanan finansial semakin terbuka.

Ketimpangan Finansial dan Solusi Menuju Kemandirian Ekonomi

Direktur Strategic Analytics NielsenIQ, Inggit Primadevi, menjelaskan bahwa ketimpangan finansial antar kelompok pendapatan semakin melebar. Kelompok dengan penghasilan di atas Rp40 juta justru mengalami peningkatan skor finansial menjadi 59,95.

Sebaliknya, mereka yang berpenghasilan Rp5–8 juta mengalami penurunan hingga 36,76. Hal ini memperlihatkan bahwa kemampuan mengelola uang sangat bergantung pada perilaku, bukan sekadar besar kecilnya pendapatan.

Menurut Jeannette Erena Kristy Tampi dari OCBC, kunci menjadi FUNanciallyFIT terletak pada literasi dan kebiasaan finansial yang baik. Ia menyarankan beberapa langkah sederhana untuk memperbaiki kesehatan keuangan pribadi, di antaranya:

Menabung otomatis setiap kali gajian minimal 10% dari penghasilan.

Mencatat seluruh pengeluaran melalui aplikasi keuangan agar lebih terkontrol.

Menyiapkan dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran.

Mengatur utang agar tidak lebih dari 30% dari total penghasilan bulanan.

Mulai investasi kecil di instrumen rendah risiko seperti reksa dana pasar uang.

Kedisiplinan dalam mengelola uang menjadi faktor utama agar finansial pribadi tetap sehat. Anak muda harus menyadari bahwa stabilitas ekonomi nasional tidak otomatis menjamin kesejahteraan individu jika kebiasaan finansialnya tidak teratur.

Bangun Mental Finansial Tangguh Sejak Dini

Penurunan skor FFI 2025 menjadi alarm penting agar generasi muda tidak terlena dengan pola hidup konsumtif. Literasi keuangan perlu ditanamkan sejak dini agar anak muda tidak hanya bekerja keras, tetapi juga mampu save smart dan invest wise.

Dengan strategi yang konsisten, generasi muda dapat memperkuat daya tahan finansialnya di tengah tantangan ekonomi global. Menjaga kesehatan finansial bukan hanya soal nominal, tetapi tentang membangun kebiasaan dan pola pikir yang bijak terhadap uang.

Di era serba cepat dan penuh distraksi ini, disiplin dan kesadaran finansial menjadi modal utama agar masa depan lebih aman dan tenang.

Kini saatnya generasi muda mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi finansialnya. Karena masa depan yang mapan bukan ditentukan oleh seberapa besar penghasilan, melainkan oleh seberapa cerdas mengelolanya setiap hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index