JAKARTA - Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado resmi menyambut penerbangan perdana TransNusa dari Shenzen, Tiongkok.
Pesawat berjenis Comac C909 yang mengangkut 85 penumpang mendarat pada pagi hari dengan suasana meriah. Kedatangan rombongan wisatawan Tiongkok ini menjadi tonggak baru bagi dunia pariwisata Sulawesi Utara yang tengah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama maskapai dan pengelola bandara berkomitmen menjadikan rute baru ini sebagai langkah penting memperkuat konektivitas internasional di kawasan timur Indonesia.
Sambutan hangat berupa pengalungan bunga kepada penumpang menandai optimisme atas terbukanya peluang wisata dan ekonomi baru di Bumi Nyiur Melambai.
Antusiasme dan Pertumbuhan Wisata Mancanegara
Bandara Sam Ratulangi mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan mancanegara sepanjang 2025. Hingga September, jumlah penumpang internasional naik 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari total wisatawan asing yang datang, turis asal Tiongkok mendominasi hingga 65 persen. Peningkatan tersebut didorong oleh bertambahnya penerbangan langsung dari kota-kota besar Tiongkok seperti Fuzhou, Guangzhou, dan Kunming menuju Manado.
Dengan bertambahnya rute baru dari Shenzen, pemerintah daerah optimistis arus wisatawan akan semakin meningkat. Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, Devi Tanos, mengungkapkan rasa syukurnya atas pembukaan rute baru ini.
“Penerbangan ini juga harapannya adalah dapat memperkuat konektivitas antara Sulawesi Utara dan Tiongkok, dan tentu saja bisa mendongkrak kunjungan wisatawan serta turut serta memfasilitasi hubungan ekonomi dan budaya kedua belah pihak,” ujar Devi.
Ia menambahkan, kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak maskapai menjadi kunci dalam memperluas jaringan penerbangan langsung yang mampu menarik lebih banyak turis internasional datang ke Manado dan sekitarnya.
Komitmen TransNusa Perluas Jangkauan Internasional
Rute baru Manado–Shenzen merupakan bagian dari strategi ekspansi TransNusa untuk memperkuat konektivitas udara di kawasan Indonesia timur. Maskapai tersebut berkomitmen untuk menghadirkan penerbangan internasional reguler sebanyak tiga kali seminggu, yaitu setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Direktur Utama TransNusa, Bayu Sutanto, menegaskan bahwa pembukaan rute ini bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga bentuk dukungan terhadap pariwisata nasional.
“Pembukaan rute Manado–Shenzen merupakan komitmen TransNusa untuk terus menghadirkan konektivitas yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami percaya rute ini akan menjadi jembatan penting dalam memperkuat hubungan ekonomi, budaya, dan pariwisata antara Indonesia dan Tiongkok,” ujarnya.
TransNusa juga menawarkan tiket dengan harga mulai dari Rp 3.499.000, memberikan alternatif perjalanan internasional yang efisien dan terjangkau bagi wisatawan. Rute ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang investasi dan memperluas pasar wisata di Sulawesi Utara.
Dukungan Bandara dan Potensi Wisata Sulawesi Utara
General Manager Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Radityo Ari Purwoko, menyambut positif langkah pembukaan penerbangan langsung ini.
“Bandara Sam Ratulangi dengan berbagai fasilitas yang ada, siap melayani penerbangan internasional untuk mendukung pariwisata di Sulawesi Utara yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia Timur,” ujarnya.
Radityo menilai, peningkatan konektivitas udara ini akan menjadi katalis bagi pengembangan sektor pariwisata Sulut. Wilayah ini memang dikenal memiliki daya tarik besar bagi wisatawan mancanegara, khususnya dari Tiongkok, yang menggemari keindahan laut, taman bawah laut, dan kuliner khas Manado.
Devi Tanos menambahkan, potensi wisata bahari dan keindahan alam Sulawesi Utara menjadi magnet utama bagi wisatawan. Selain destinasi pantai dan taman laut, wisatawan asal Tiongkok juga menikmati pengalaman kuliner dan budaya lokal yang unik.
Kerja sama antara pemerintah daerah, pihak maskapai, dan agen perjalanan diharapkan semakin memperkuat posisi Manado sebagai gerbang wisata internasional di kawasan timur Indonesia.
Dengan dukungan konektivitas udara yang semakin baik, Sulawesi Utara diproyeksikan menjadi destinasi unggulan baru yang mampu bersaing di tingkat global.